Kamis, 07 Oktober 2010

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN


1. MANUSIA
Unsur-unsur yang membangun manusia
1. Manusia terdiri dari 4 unsur yang saling terkait
a. jasad
b. hayat
mengandung unsure hidup yang ditandai dengan gerak
c. ruh
d. nafs
keakuan/kesadaran tentang diri sendiri
2. Manusia sebagai satu kepribadian mengandung 3 unsur
a. Id
Bagian kepribadian yang paling mendasar
b. Ego
Perkembangannya terjadi antara usia 1 dan 2 tahun
c. Disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan Id kedalam saluran social
d. Super Ego
Struktur kepribadian yang paling akhir muncul ± pada usia 5 tahun terbentuk dari lingkungan eksternal
3. Hakekat Manusia Ada : 4
1. Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh
2. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena dilengkapi dengan:
- akal
- kehendak
- perasaan
Daya rasa /perasaan dalam diri manusia ada : 2
1. Perasaan Inderawi
Yaitu rangsangan jasmani melalui panca indra, tingkatannya rendah terdapat pada manusia dan binatang.
2. Perasaan rokhani
Perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia saja , seperti:
- perasaan intelektuan :
perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan
seperti seseorang merasa senang atau puas apabila ia dapat mengetahui sesuatu, sebaliknya tidak senang atau tidak puas apabila ia tidak berhasil mengetahui sesuatu
- perasaan estetis :
perasaan yang berkenaan dengan keindahan
seperti seseorang merasa senang apabila ia melihat atau mendengar sesuatu yang indah, sebaliknya timbul perasaan kesal apabila tidak indah
- perasaan etis :
perasaaan yang berkenaan dengan kebaikan
seperti seseorang merasa senang apabila sesuatu itu baik , sebaliknya perasaan benci apabila sesuatu itu jahat
- perasaan diri :
perasaan yang berkenaan dengan harga diri
seperti apabila seseorang memiliki kelebihan pada dirinya ia merasa tinggi, angkuh, dan sombong. Sebaliknya apabila ada kekurangan pada dirinya ia merasa rendah diri ( minder)
- perasaan social :
perasaan yang berkenaan dengan kelompok/ikut merasakan kehidupan orang lain seperti apabila orang berhasil ia ikut senang,apabila orang gagal, memperoleh musibah ia ikut sedih
- perasaan religius :
perasaan yang berkenaan dengan agama/kepercayaan
seperti seseorang merasa tentram jiwanya apabila ia tawakal kepada Tuhan, yaitu mematuhi segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
3. Mahluk biokultural.
Yaitu mahluk hayati yang budayawi
4. Mahluk ekologi ( terikat dengan lingkungan)

Yaitu manusia mempunyai sifat alamiah , tunduk pada hukum alamiah pula
KEBUDAYAAN:
A. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Definisi kebudayaan dari para tokoh
1. Melville j. Herkovits dan Bronislow Malinowski mengemukakan “cultural determinism” yang artinya segala sesuatu yang terdapat didalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu, contoh: masyarakat di pedesaan adalah masyarakat agraris karena kebanyakan pekerjaannya bertani
2. Herkovits, Memandang kebudayaan sebagai “ super organic”. Artinya kebudayaan yang turun temurun dari generasi ke generasi hidup terus , meskipun manusai penghasil kebudayaan sudah silih berganti karena kehidupan dan kematian tapi kebudayaan tetap hidup terus
3. Selo Soemardjan dan Soelaeman sumardi, Mengemukakan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat
- hasil karya masyarakat
sepeti teknologi dan kebudayaan kebendaan
- hasil rasa ( yaitu yang meliputi jiwa manusia)
seperti mewujudkan segala akidah-akidah dan nilai-nilai social yang pelu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan , misalnya: agama, ideology, kebatinan, kesinian, dan semua unsure yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia
- hasil cipta
seperti filsafat dan ilmu pengetahuan
4. EB Tylor, Mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut: Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,moral, hokum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh menusia sebagai anggota masyarakat.
5. Sutan takdir alisyahbana, Menyatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikit, hal ini amat luas apa yang disebut kebudayaan sebab semua laku dan perbuatan tercakup didalamnya
6. Koencoroningrat, Menyatakan bahwa kebudayaan antara lain berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya
7. A.L Krober dan C. Kluckhon, Mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya
8. C.A Van Peurson, Mengatakan bahwa dewasa ini kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan setiap kelompok orang-orang, berlainan dengan hewan, maka manusia tidak hidup begitu saja ditengah alam, melainkan selalu mengubah alam
Kebudayaan jika dikaji dari asal katanya
- dari bahasa sanskerta budhayah: yang berarti budi/akal
- latin colere : yang berarti mengolah tanah/bertani
Kebudayaan pengertian secara praktis
Yaitu kebudayaan merupakan system nilai dan gagasan utama :
- yang mengarahkan tingkah laku
- memberi seperangkat model untuk bertingkah laku kepada masyarakat
Sistem nilai dan gagasan utama terwujud dalam 3 sistem
1. Sistem Ideologi
Meliputi etika, norma, adat istiadat dan peraturan hukum
2. Sistem Sosial
Meliputi hubungan dan kegiatan soaial di dalam masyarakat
3. Sistem Tehnologi
Seperti kebudayaan yang berupa kebendaan
B. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Unsur kebudayaan besar(cultural universal): dikemukakan oleh C. Kluckhon ada 7
1. Sistem religius (homo religius)
Merupakan produk manusia sebagai homo religius.
Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur tanggap bahwa diatas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut sehingga menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.
2. Sistem organisasi kemasyarakatan (homo socius)
Merupakan prodak manusia sebagai homo socius.
Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah namun memiliki akal maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya
3. Sistem pengetahuan (homo safiens)
Merupakan prodak manusia sebagai homo safiens.
Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri maupun dari orang lain.
4. Sistem mata pencaharian hidup dan system ekonomi (homo ekonomicus)
Merupakan produk manusia sebagai homo economicus, yaitu menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
5. Sistem peralatan hidup dan tehnologi (homo faber)
Merupakan produk manusia sebagai homo faber.
Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya manusia dapat membuat dan mempergunakan alat, dengan alat-alat ciptaannya itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya .
6. Sistem bahasa (homo longuens)
Merupakan produk manusia sebagai homo longuens.
7. Sistem kesenian (homo aesteticus)
Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus.
Setelah manusia dapat mencukipi kebutuhan fisiknya maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya seperti perlunya pandangan mata yang indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat dipenuhi melalui kesenian.
Unsur kebudayaan besar(cultural universal)diatas tsb dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil :
1. kegiatan kebudayaan (cultural activity)
2. trait complex: unsure kebudayaan yang lebih kecil disbanding dengan cultural activity
3. traits : unsure yang lebih kecil dibanding dengan trait complex
4. Item : unsure kebudayaan yang paling kecil yang sudah tidak bias dibagi-bagi lagi
C. WUJUD KEBUDAYAAN
1. Kompleks gagasan , konsep dan pikiran manusia
- sifatnya abstrak , tak dapat dilihat dan berpusat di kepala manusia
contoh : tata tertib ujian di Gunadarma, cita-cita Gunadarma dan sebagainya
- disebut system social
2. Kompleks aktifitas
- sifatnya kongkrit, berupa aktifitas manusia yang saling berinteraksi
contoh : karyawan yang sedang mengetik di ruangan kantor Gunadarma
- disebut system social
3. Benda
- sifatnya kongkrit , berwujud kebendaan
contoh: sederetan buku-buku yang ada di perpustakaan
D. FUNGSI KEBUDAYAAN ADA 3
1. Melindungi diri kepada alam
Misalnya : tehnologi
2. mengatur hubungan antar manusia
misalnya : “norma” yaitu kebiasaan yang dijadikan dasar bagi hubungan antara orang-orang sehingga tingkah laku / tindakan masing-masing dapat diatur Norma yaitu berasal dari masyarakat itu sendiri , sifatnya tidak tertulis bila dilanggar sangsinya tidak berat. Norma ada 4 macam:
a. cara (usage)
misalnya : cara makan yang baik
b. kebiasaan ( volways )
misalnya : kebiasaan menghormati yang lebih tua
c. tata kelakuan ( mores )
yaitu yang ada hubungannya dengan tata susila / moral
d. adat istiadat
misalnya : adat pertunangan menjelang pernikahan
3. Sebagai wadah dari segenap perasaan manusia
Misalnya : kesenian
Perubahan Kebudayaan
Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolisasi dari berbagai hubungan dengan masyarakat sekitarnya
Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah dari kebudayaan tadi.Dimana gerak manusia terjadi oleh karena ia mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia lainnya.
Terjadinya gerak / perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal:
1. sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya: peruban jumlah dan komposisi penduduk
2. sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Seperti masyarakat yang hidupnya terbuka yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain cenderung untuk berubah lebih cepat.
Contoh: antara masyarakat di kota dengan masyarakat di pedesaan ( yang sangat terisolasi ) maka akan dengan cepat mengalami perubahan di kota dibanding dengan di desa tersebut , seperti misalnya mode pakaian , rambut dsb.
Perubahan ini selain karena jumlah penduduk dan komposisinya juga karena adanya difusi ( penyebaran ) kebudayaan , penemuan-penemuan baru khususnya teknologi dan inivasi.
Perubahan Sosial dan Perubahan Kebudayaan Berbeda :
Perubahan Sosial :
- Dalam perubahan social terjadi perubahan struktur social dan pola-pola hubungan social, antara lain : system politik dan kekuasaan, persebaran penduduk, system status, hubungan-hubungan di dalam keluarga.
- Perubahan social adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya termasuk didalamnya : nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Sedangkan Perubahan Kebudayaan (Akulturasi) :
- Terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsure-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa, sehingga unsure-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri , tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
- Perubahan kebudayaan ialah perubahan yang terjadi dalam system ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarakat / sejumlah warga masyarakat yang bersangkutan, antara lain :
Aturan-aturan, norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan, juga teknologi, selera, rasa keindahan (kesenian) dan bahasa.
Proses akulturasi terjadi biasanya pada suatu masyarakat hidup yang bertetangga dengan masyarakat-masyarakat lainnya dan antara terjadi hubungan-hubungan, seperti mungkin dalam lapangan perdagangan, pemerintahan dan migrasi besar-besaran itu mempermudah berlangsungnya akulturasi tsb.
Beberapa Masalah Yang Menyangkut Proses Di Atas Adalah :
A. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima
B. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit deterima
C. Individu-individu manakah yang cepat menerima unsure-unsur yang baru
D. Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tsb
Masalah-Masalah Kebudayaan
A. Unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima
a. unsur kebudayaan kebendaan
b. unsur kebudayaan yang membawa manfaat besar
c. unsur kebudayaan yang mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsure-unsur kebudayaan tersebut
B. Unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima
a. Unsur-unsur kebudayaan yang menyangkut system kepercayaan
Contohnya : agama
b. Yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi
Contohnya : makanan pokok, sebagai orang Indonesia kita pertama dikenalkan makanan pokok adalah nasi sehingga bila belum makan nasi, perut rasanya belum pas
C. Individu-individu manakah yang cepat menerima unsure-unsur yang baru, Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu yang cepat menerima unsure-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi.
Sebaliknya generasi tua dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru. Hal itu disebabkan karena norma-norma yang tradisional sudah mendarah daging dan menjiwai sehingga sukar sekali untuk mengubah norma-norma yang sudah demikian meresapnya dalam jiwa generasi tua tsb. Sebaliknya belum menetapnya unsure-unsur / norma-norma tradisional dalam jiwa generasi muda , menyebabkan mereka lebih mudah menerima unsure-unsur baru yang kemungkinan besar dapat mengubah kehidupan mereka.
D. Ketegangan-ketegangan apa yang timbul sebagai akibat akulturasi tsb
Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi selalu ada kelompok individu yang sukar sekali / bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Perubahan dianggap oleh golongan tsb sebagai keadaan krisis yang membahayakan keutuhan 
masyarakat. Apabila meraka merupakan golongan yang kuat maka mungkin proses perubahahn dapat ditahannya, sebaliknya bila mereka berada dipihak yang lemah maka mereka hanya dapat menunjukan sikap yang tidak puas.
2. Hakekat Manusia
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar mereka. Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini.
Manusia diturunkan ke bumi oleh Tuhan agar dapat menjadi khalifah dan pemimpin. Menghuni bumi yang kita tinggali sekarang ini untuk melanjutkan hidup sebelum kembali kepada-Nya. Salah satu hakekat manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi.
Dengan demikian, manusia adalah makhluk hidup. Di dalam diri manusia terdapat apa-apa yang terdapat di dalam makhluk hidup lainnya yang bersifat khsusus. Dia berkembang, bertambah besar, makan, istirahat, melahirkan dan berkembang biak, menjaga dan dapat membela dirinya, merasakan kekurangan dan membutuhkan yang lain sehingga berupaya untuk memenuhinya. Dia memiliki rasa kasih sayang dan cinta,

rasa kebapaan dan sebagai anak, sebagaimana dia memiliki rasa takut dan aman, menyukai harta, menyukai kekuasaan dan kepemilikan, rasa benci dan rasa suka, merasa senang dan sedih dan sebagainya yang berupa perasaan-perasaan yang melahirkan rasa cinta. Hal itu juga telah menciptakan dorongan dalam diri manusia untuk melakukan pemuasan rasa cintanya itu dan memenuhi kebutuhannya sebagai akibat dari adanya potensi kehidupan yang terdapat dalam dirinya. Oleh karena itu manusia senantiasa berusaha mendapatkan apa yang sesuai dengan kebutuhannya,hal ini juga dialami oleh para mahluk-mahluk hidup lainnya, hanya saja, manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya dalam hal kesempurnaan tata cara untuk memperoleh benda-benda pemuas kebutuhannya dan juga tata cara untuk memuaskan 
kebutuhannya tersebut. Makhluk hidup lain melakukannya hanya berdasarkan naluri yang telah Allah ciptakan untuknya sementara manusia melakukannya berdasarkan akal dan pikiran yang telah Allah karuniakan kepadanya.

3. Kepribadian Bangsa Timur
Manusia mendiami wilayah yang berbeda, berada di lingkungan yang berbeda juga. Hal ini membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda dengan yang lainnya. Namun secara garis besar terdapat tiga pembagian wilayah, yaitu : Barat, Timur Tengah, dan Timur.
Kita di Indonesia termasuk ke dalam bangsa Timur, yang dikenal sebagai bangsa yang berkepribadian baik. Bangsa Timur dikenal dunia sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat. Orang – orang dari wilayah lain sangat suka dengan kepribadian bangsa Timur yang tidak individualistis dan saling tolong menolong satu sama lain. Meskipun begitu, kebanyakan bangsa Timur masih tertinggal oleh bangsa Barat dan Timur Tengah.
4. Pengertian Kebudayaan
Pengertian Kebudayaan - Budaya atau Kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuiakan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Tokoh-Tokoh Kebudayaan
-          WS . Rendra
Masyarakat Indonesia kehilangan budayawan besar, seorang begawan budaya Willibrordus Surendra Broto Rendra (1935-2009) atau yang dikenal sebagai W.S Rendra yang menghembuskan nafas terakhir pada Kamis (6/8) sekitar pukul 21:30 WIB. Selama ini, Rendra terkenal lewat karya-karya sajak, drama dan puisi. Yang paling kontroversial seperti Sajak Sepotong Lisong (ITB 1977) dimana pernah diberangus pemerintah Orde Baru, dan naskah dramanya yang populer berjudul Orang-orang di Tikungan Jalan (1954), sedangkan puisinya yang berkesan berjudul Megatruh (1997) seperti telah dikutip di atas.

Semenjak kecil, bakat Rendra dibidang sastra memang sudah terlihat. Selepas SMA, Rendra memperdalam sastra Barat di Fakultas Sastra UGM Yogyakarta. Lalu melanjutkan studi memperdalam drama di American Academy of Dramatical Arts, New York (1964-1968). Kembali di Tanah Air, ia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta. Dekade 90-an, Rendra bersama Setiawan Djody, Iwan Fals, Sawung Djabo, dan Yockie Suryoprayogo membentuk Kantata Takwa, konsekuensinya mendapat tekanan dari pemerintah Orde Baru karena sarat kritik tajam. Kedekatan serta intensitas pergaulan dengan tokoh-tokoh seperti Setiawan Djody, KH Zainuddin Mz, dan Rhoma Irama membuat Rendra konversi agama atas inisiatif sendiri dan mengganti nama menjadi Wahyu Sulaiman Rendra dan membentuk Yayasan Hira setelah kepulangannya dari Haji di tahun 1991.

-          Butet Kartarajasa
Sebelum dikenal sebagai aktor teater, sejak 1978-1992 Butet pernah menjadi sketser (penggambar vignet) dan penulis freelance untuk liputan masalah-masalah sosial budaya untuk media-media lokal maupun nasional: KR, Bernas, Kompas, Tokoh Seni Rupa. Lahir di Cirebon tahun 1907. Ia putra dari R. Koesoema, seorang mantri ukur di pabrik gula di Ciledug, Cirebon. Riwayat pendidikan: HIS, MULO, dan selanjutnya tamat dari AMS. Sekitar tahun 30-an, Affandi bergabung dalam.

-          Diego Velázquez
 (1599 - 1660) Pelukis dan juga seniman foto asal spanyol, banyak dari karya lukisan terkenalnya menggambarkan tentang sejarah melukiskan tentang gambaran sejarah dan budaya yang signifikan, dia termasuk sebagai salah Edvard Munch : (1863 - 1944) Pelukis simbolis asal norwegia yang terkenal dengan seni expresionistiknya, Karyanya yang berjudul The Scream adalah salah satu yang paling diperhitungkan di dunia seni, dan makanya google menggunakan ini.
5.  Orientasi Nilai Budaya
Penelitian ini berbicara mengenai kecenderungan menolong pada
masyarakat Jakarta. Dalam kesibukan sehari-hari, masyarakat Jakarta sering
dihadapkan pada situasi yang membutuhkan bantuan. Adakalanya, individu
tersebut mau menolong dan adakalanya tidak. Orientasi nilai budaya
individualisme dan kolektivisme, helping self-efficacy, dan respon emosional
ii
empathy concern dan personal distress diperkirakan menjadi salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi kecenderungan menolong. Individu yang lebih
mementingkan kebutuhan orang lain akan lebih punya kecenderungan
menolong lebih besar daripada individu yang lebih mementingkan dirinya
sendiri. Demikian pula dengan individu yang mempunyai helping self-efficacy.
Jika individu memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu untuk menolong
orang lain akan punya kecenderungan menolong yang tinggi. Sedang individu
yang cenderung mengalami respon emosional yang tertuju kepada penderitaan
orang lain akan mempunyai kecenderungan menolong yang lebih tinggi
daripada individu yang lebih cenderung mengalami respon emosional yang
tertuju untuk meringankan kecemasan diri sendiri.
Penelitian ini bersifat non-eksperimental dan pengambilan sampel
menggunakan incidental sampling. Pengumpulan data digunakan metode
kuantitatif. Alat ukur yang digunakan meliputi skala kecenderungan menolong
untuk mengukur frekuensi perilaku menolong, Individualism/Collectivism Scale
untuk mengukur kecenderungan orientasi nilai budaya individu, skala helping
self-efficacy untuk mengukur kecenderungan keyakinan individu untuk dapat
menolong, dan skala respon emosional empathy concern dan personal distress
untuk mengukur frekuensi bentuk respon emosional menolong pada individu.
Jumlah subyek dalam penelitian ini adalah 180 orang.
Hasil pengujian hipotesis utama menunjukkan bahwa ada kontribusi
dari orientasi nilai budaya individualisme dan kolektivisme, helping selfefficacy,
dan respon emosional empathy concern dan personal distress terhadap
kecenderungan menolong. Namun, jika dilihat sendiri-sendiri hanya helping
self-efficacy saja yang berkontribusi terhadap kecenderungan menolong.
Ditemukan pula hubungan yang signifikan antara orientasi nilai budaya
kolektivisme, helping self-efficacy, dan respon emosional empathy concern
dengan kecenderungan menolong.

6. Perubahan Kebudayaan

Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kenudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Terjadinya gerak/perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :

   1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
   2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.

Perubahan ini, selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.

Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan berbeda. Dalam perubahan sosial terjadi perubahan struktur sosial dan pola-pola hubungan sosial, antara lain, system politik dan kekuasaan, persebaran penduduk, system status, hubungan-hubungan di dalam keluarga.

Sedangkan perubahan kebudayaan atau akulturasi terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.

Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala, mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut. Beberapa masalah yang menyangkut proses tadi adalah :

A. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima,

B. Unsur-unsur kebudayaan asing mankah yang sulit diterima,

C. Individu-individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur baru,

D. Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut,

Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur baru diantaranya :

   1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebuadayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada.

3. Corak struktur sosial suatu masyarakat menentukan proses penerimaan kebudayaan baru.

4. Suatu unsur kebudayaan jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan baru tersebut.

5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.

7. Kaitan Manusia dan Kebudayaan
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan.

Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.

Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai 1) penganut kebudayaan, 2) pembawa kebudayaan, 3) manipulator kebudayaan, dan 4) pencipta kebudayaan.

Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara.

Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.

Kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk
kepribadian yakni:
kepribadian yakni:
1) Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor
1) Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor
kedaerahan
kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan
Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak
Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak
perempuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak
perempuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak
laki-laki yang melamar.
laki-laki yang melamar.
2) Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan
2) Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan
rural ways of life )
rural ways of life )
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan
seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap
seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap
lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara
lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara
teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih
teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih
mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap
mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap
menilai ( sense of value ).

Metode Dialektika

Hegel dikenal sebagai filsuf yang menggunakan dialektika sebagai metode berfilsafat. Dialektika menurut Hegel adalah dua hal yang dipertentangkan lalu didamaikan, atau biasa dikenal dengan tesis (pengiyaan), antitesis (pengingkaran)dan sintesis (kesatuan kontradiksi). Pengiyaan harus berupa konsep pengertian yang empris indrawi. Pengertian yang terkandung di dalamnya berasal dari kata-kata sehari-hari, spontan, bukan reflektif, sehingga terkesan abstrak, umum, statis, dan konseptual. Pengertian tersebut diterangkan secara radikal agar dalam proses pemikirannya kehilangan ketegasan dan mencair. Pengingkaran adalah konsep pengertian pertama (pengiyaan) dilawanartikan, sehingga muncul konsep pengertian kedua yang kosong, formal, tak tentu, dan tak terbatas. Menurut Hegel, dalam konsep kedua sesungguhnya tersimpan pengertian dari konsep yang pertama. Konsep pemikiran kedua ini juga diterangkan secara radikal agar kehilangan ketegasan dan mencair. Kontradiksi merupakan motor dialektika (jalan menuju kebenaran) maka kontradiksi harus mampu membuat konsep yang bertahan dan saling mengevaluasi. Kesatuan kontradiksi menjadi alat untuk melengkapi dua konsep pengertian yang saling berlawanan agar tercipta konsep baru yang lebih ideal.
Dialektika  (disebut juga dialektika atau metode dialektika) adalah metode argumen, yang telah utama bagi kedua India dan filsafat Barat sejak zaman kuno. The word "dialectic" originates in Ancient Greece, and was made popular by Plato in his Socratic dialogues .  Kata "dialektika" berasal di Yunani Kuno, dan dipopulerkan oleh Plato dalam bukunya dialog Socrates .  Dialectic is based on a dialogue between two or more people who may hold differing views, yet wish to pursue truth by seeking agreement with one another. [ 1 ]  This is in contrast to debate , in which two or more people hold differing views and wish to persuade or prove one another wrong (and thus a jury or judge is needed to decide the matter), or rhetoric , which is a relatively long oration conducted by a single person, a method favored by the Sophists . [ 2 ]  Different forms of dialectical reason have emerged in the Indosphere and in the West, as well as during different eras of history (see below). Dialektika didasarkan pada dialog antara dua atau lebih orang yang mungkin memiliki perbedaan pandangan, namun ingin mengejar kebenaran dengan mencari perjanjian dengan satu sama lain. [1] Hal ini berbeda dengan debat , di mana dua orang atau lebih memiliki pandangan yang berbeda dan ingin membujuk atau membuktikan satu sama lain salah (dan dengan demikian juri atau hakim yang dibutuhkan untuk memutuskan masalah ini), atau retorika , yang merupakan orasi yang relatif panjang yang dilakukan oleh satu orang, metode yang disukai oleh Sophis . [2] Berbagai bentuk Alasan dialektik telah muncul di Indosphere dan di Barat, serta selama era yang berbeda dari sejarah (lihat di bawah). Among the major forms of dialectic reason are Socratic , Hindu, Buddhist , Medieval, Hegelian, Marxist, and Talmudic.  Di antara bentuk utama dari alasan dialektika adalah Sokratik , Hindu, Buddha , Abad Pertengahan, Hegelian, Marxis, dan Talmud.
Prinsip

Fichtean/Hegelian Dialectics is based on three (or four) basic concepts: Fichtean / Dialektika Hegelian didasarkan pada tiga (atau empat) konsep dasar:

   1. Everything is transient and finite, existing in the medium of time (this idea is not accepted by some dialecticians). Semuanya sementara dan terbatas, yang ada dalam medium waktu (ide ini tidak diterima oleh beberapa dialektis).
   2. Everything is made out of opposing forces/opposing sides (contradictions). Semuanya terbuat dari kekuatan yang berlawanan / sisi berlawanan (kontradiksi).
   3. Gradual changes lead to turning points, where one force overcomes the other (quantitative change leads to qualitative change). perubahan bertahap mengarah pada titik balik, di mana satu kekuatan mengatasi yang lain (perubahan kuantitatif menuju perubahan kualitatif).
   4. Change moves in spirals (or helices ), not circles (sometimes referred to as "negation of the negation"). [ citation needed ] Perubahan bergerak dalam spiral (atau heliks ), bukan lingkaran (kadang-kadang disebut sebagai "negasi dari negasi"). [ rujukan? ]

Within this broad qualification, dialectics has a rich and varied history. Dalam kualifikasi ini luas, dialektika memiliki sejarah yang kaya dan beragam. It has been stated that the history of dialectic is identical to the extensive history of philosophy. The basic idea is perhaps already present in Heraclitus of Ephesus , who held that all is in constant change, as a result of inner strife and opposition. Telah dinyatakan bahwa sejarah dialektika identik dengan sejarah panjang filsafat.Ide dasar ini mungkin sudah hadir di Heraclitus dari Efesus , yang menyatakan bahwa semua perubahan yang konstan, sebagai akibat dari perselisihan dalam dan oposisi .
3 Tahap Proses Dalam Dialektis
Proses dialektika terdiri dari tiga tahap:

      (1) the thesis (any phenomenon at any stage of its development); (1) tesis (ada fenomena pada setiap tahap perkembangannya);
      (2) the antithesis (its logical opposite or pragmatic contradiction); (2) kebalikan (berlawanan logis atau kontradiksi pragmatis);
      (3) the synthesis (the new phenomenon which has emerged from the preceding period of disorganization). (3) sintesis (fenomena baru yang telah muncul dari periode sebelumnya yang disorganisasi).

A given society may thus function in apparent calm and tranquillity for generations, only to suffer a sudden and apparently inexplicable collapse. Sebuah masyarakat tertentu sehingga dapat berfungsi dalam tenang jelas dan ketenangan bagi generasi, hanya untuk mengalami keruntuhan mendadak dan rupanya tak dapat dijelaskan. Certain forces were present in the society beneath the surface which eventually led to its disorganization and the establishment of a new order. kekuatan tertentu telah hadir di masyarakat bawah permukaan yang pada akhirnya menyebabkan disorganisasi dan pembentukan sebuah orde baru. This new order will be drastically different from the society which it superseded, but it too will be a transitory phase. Orde baru ini akan sangat berbeda dari masyarakat yang digantikan, tapi juga akan menjadi fase sementara. Eventually a third organization of society will appear which may continue for generations. Akhirnya sebuah organisasi sepertiga dari masyarakat akan muncul yang mungkin berlanjut selama beberapa generasi. Permanent social stability will, however, never be reached in the modern world. Tetap stabilitas sosial akan, bagaimanapun, tidak pernah dicapai dalam dunia modern. Social change never rests. Perubahan sosial tidak pernah istirahat. The new synthesis becomes in its turn the basis for further social change. Sintesis baru pada gilirannya menjadi dasar bagi perubahan sosial lebih lanjut.

In his analysis of social change, Marx applied the principle of the dialectic to the socio-economic system of production prevalent in any society and to the social institutions and class alignments which have evolved from this system. Dalam analisis tentang perubahan sosial, Marx menerapkan prinsip dialektika ke sistem sosio-ekonomi produksi lazim di masyarakat apapun dan kepada lembaga sosial dan keberpihakan kelas yang telah berevolusi dari sistem ini. The techniques and methods of production are constantly changing in a modern industrial society. Teknik-teknik dan metode produksi terus berubah dalam masyarakat industri modern. These changes in the physical structure go on at a more rapid rate than do the alterations in the institutional structure and the ideologies corresponding to the institutions. Perubahan dalam struktur fisik pergi dengan kecepatan lebih cepat daripada melakukan perubahan dalam struktur kelembagaan dan ideologi yang sesuai dengan lembaga-lembaga. The ossification of the non-material elements in society gives rise to a rigid formalization of the social order. Para penulangan dari elemen non-material dalam masyarakat menimbulkan suatu formalisasi kaku tatanan sosial. The "irreconcilable contradictions" between the various social institutions and patterns of behavior generate numerous and bitter conflicts within the social organization. The "kontradiksi tak terdamaikan" di antara berbagai lembaga sosial dan pola perilaku menghasilkan berbagai konflik dan pahit dalam organisasi sosial. Men cling to their old ideas of family and property in the face of events which have drastically modified these social institutions. Pria berpegang teguh kepada ide-ide lama mereka dari keluarga dan properti dalam menghadapi peristiwa yang telah diubah secara drastis lembaga-lembaga sosial. Attitudes and values which were applicable at one stage of the dialectical process have little or no relation to the new order of things. Sikap dan nilai-nilai yang berlaku pada satu tahap proses dialektika memiliki sedikit hubungan atau tidak untuk orde baru hal. This disparity between the ideal and the actuality constitutes one of the most striking characteristics of a dynamic society. Ini perbedaan antara yang ideal dan aktualitas yang merupakan salah satu ciri paling mencolok dari sebuah masyarakat yang dinamis. Social disorganization is the aftermath of such disparities. disorganisasi sosial adalah setelah kesenjangan tersebut.